Kamis, 16 Mei 2013

psikologi perkembangan


Pengertian Psikologi Perkembangan

2

Pengertian Psikologi Perkembangan

Psikologi PerkembanganPsikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus, karena psikologi perkembangan mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
Ada beberapa manfaat mempelajari Psikologi Perkembangan, diantaranya yaitu: 1) Untuk mengetahui tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia/ perkembangannya. 2) Untuk mengetahui tingkat pemampuan individu pada setiap fase perkembangannya  3)Untuk mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan tertentu. 4) Agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi anak. 5)Khusus bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Pengertian Psikologi Perkembangan 

Menurut beberapa para ahli, ada beberapa fase atau periodisasi psikologi perkembangan individu, yaitu:


1.  Periodisasi yang berdasar biologis.
Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan kepada keadaan atau proses biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin. Fase-fase tersebut yaitu a) Fase anak kecil : 0 – t th, b) Fase anak sekolah: 7 – 14 th yaitu masa mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin, dan c) Fase remaja : 14 – 21 th
2.  Periodisasi yang berdasar psikologis.
Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini kepada keadaan psikologis adalah Oswald Kroch. Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa psikologi perkembangan, karena beliau yakin bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa perkembangannya. Fase-fase tersebut yaitu: a) Dari lahir sampai masa “trotz”( kegoncangan) pertama: kanak-kanak awal. b) Trotz pertama sampai trotz kedua : masa keserasia bersekolah. c) Trotz kedua sampai akhir remaja: masa kematangan
3.  Periodisasi yang berdasar didaktis.
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya.
Berikut periodisasi berdasarkan didaktis menurut Elizabeth B. Hurlock :
a)      Masa sebelum lahir (pranatal): 9 bulan
b)      Masa bayi baru lahir (new born): 0-2 minggu
c)      Masa bayi (babyhood): 2 minggu- 2 th
d)     Masa kanak-kanak awal (early childhood):2-6 th
e)      Masa kanak-kanak akhir (later chilhood): 6-12 th
f)       Masa puber (puberty) 11/12 – 15/16 th
g)      Masa remaja ( adolesence) : 15/16 – 21 th
h)      Masa dewasa awal (early adulthood) : 21-40 th
i)        Masa dewasa madya(middle adulthood): 40-60 th
j)        Masa usia lanjut (later adulthood) : 60-…..

Read more: PSIKOLOGI PERKEMBANGAN >> Pengertian Psikologi Perkembangan

psikologi kepribadian

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
 
 
Tulisan yang terbatas ini hanya memuat beberapa pembahasan mengenai aspek-aspek kejiwaan dalam pribadi seseorang yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari atau dalam latihan-latihan, karena latihan yang kita laksanakan berhubungan dengan manusia sebagai objek dengan membawa berbagai karakter, tipe kepribadian dan temperamen.

A.     Perasaan

Kerap kali kita melihat orang tampak gembira atau sedih. Gembira atau sedih ini adalah pernyataan-pernyataan perasaan. Perasaan itu menyatakan sesuatu tentang keadaan jiwa pada suatu saat. Ada rasa “suka dan tidak suka”.
Rasa suka adalah rasa yang menyenangkan : enak, ketenangan, keindahan, lezat, kebahagiaan dan sebagainya.  Rasa tidak suka adalah rasa yang tidak enak, tidak menyenangkan, dukacita, takut, khawatir, gelisah, kesedihan, kacau dan sebagainya.
Perasaan itu selalu bersifat perseorangan, selalu bersama-sama dengan gejala-gejala jiwa lainnya, seperti teringat sesuatu, frustasi, kecewa, bahagia dan lain lain. Perasaan biasanya menyatakan diri dengan tingkah laku dan dapat diselidiki dengan jalan ekstrospeksi dan introspeksi. Perasaan ada yang bersifat biologis dan rohaniyah. Perasaan biologis meliputi perasaan yang berhubungan dengan fungsi hidup jasmaniah (lapar, haus, letih, lesu dan lain-lain).
Perasaan rohaniyah meliputi ; perasaan intelek yang menyertai pekerjaan intelektual, perasaan estetis yang berhubungan dengan keindahan (termasuk hal-hal yang lucu), perasan etis yang berhubungan dengan perbuatan baik dan buruk, perasaan keagamaan yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa dimana kita ingat kepada Tuhan, perasan diri yang menyertai gambaran kita sendiri (positif dan negatif ; kompleks inferior/superior), perasaan sosial dalam hubungan kita dengan orang lain.
 
B.     Prasangka

Prasangka adalah predisposisi untuk memberikan penilaian yang diskriminatif terhadap pribadi atau kelompok tertentu. Menurut analisis transaksional, hal ini terjadi karena cara hidup yang kita peroleh dari pengalaman sejak kecil atau masa lalu menjadikan kita tidak dapat melihat keadaan sebenarnya dengan jelas.
Kita mempunyai harapan-harapan tertentu tentang orang lain –seringkali harapan yang bersifat negatif--, karena perbedaan jenis kelamin, suku bangsa, agama atau perbedaan kelompok. Harapan-harapan demikian seringkali tidak diajarkan terus terang pada kita, tetapi diangkat dari pengamatan kita terhadap prasangka mereka yang berpengaruh pada masa kecil kita.
Ketika saya melakukan/memimpin sebuah pelatihan (Up-grading), seorang peserta wanita meminta waktu untuk berbicara dengan saya pada hari ke 2. Ia kelihatan sangat kikuk dan mengatakan kepada saya, bahwa ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Saya memberikan dorongan dan akhirnya ia mengatakan “saya merasa sangat malu ! ketika pertama kali anda masuk ruangan untuk memberikan materi, saya agak jengkel”. “Bayangkan, ketika saya memutuskan untuk ikut acara ini, saya akan dipimpin oleh seorang yang pemarah”, “akan tetapi saya merasa tertipu oleh prasangka saya, dan kini harus saya katakan kepada anda, bahwa anda adalah orang yang ramah dan suka humor dan materi yang anda berikan sangat berguna bagi saya”, “saya sangat malu karena waktu itu langsung mengira bahwa saya akan “ketakutan” dan tidak akan mendapatkan materi yang berguna, karena anda terlihat seperti seorang yang galak”.
Peserta wanita tersebut telah mempunyai prasangka yang bukan-bukan, tapi ia tidak bersikeras dengan prasangkanya, sehingga ia masih dapat berubah pandangan. Sayang sekali pada beberapa kasus, ada orang yang demikian kuat prasangkanya, sehingga tidak dapat mengubahnya, karena prasangka dapat mendistorsi persepsi kita tentang realita, maka prasangka merupakan hambatan yang besar dalam komunikasikita dengan orang lain. Menyadari prasangka kita sendiri biasanya sulit, karena kita selalu yakin akan kebenaran prasangka itu.
Adakalanya prasangka mampu membuat seseorang yang kurang percaya diri merasa lebih baik. Prasangka dapat membuat orang memandang rendah orang lain. Sesungguhnya hal demikian justru mempersulit upaya mengenali dan menghilangkan prasangka. Orang yang sangat dikuasai prasangka biasanya selalu merasa tidak aman dan bersifat kaku.
Mereka selalu mencoba mengatasi keraguan dan ketakutan mereka dengan merendahkan orang lain, melemparkan kesalahan pada orang lain, dan menganut faham yang dogmatis. Menyadari sifatnya tersebut, membuat kita tidak mudah marah terhadapnya. Orang yang demikian tidak akan menjadi baik bila dihadapi dengan sikap yang keras dan menuntut ; sebaiknya, mereka membutuhkan rasa aman dan tenang, sebelum mampu menghilangkan sikapnya yang kurang baik.
 
C.     Delusi

Delusi merupakan keyakinan semu yang sesungguhnya tidak benar, dan tidak dapat dikoreksi dengan pikiran sehat. Terdapat perbedaan antara delusi dengan kekeliruan yang adakalanya kita lakukan dalam menanggapi fakta-fakta, karena delusi ditimbulkan oleh berbagai perasaan negatif. Timbul delusi bila perasaan yang kuat mewarnai persepsi kita tentang dunia, diri kita atau orang lain. Mungkin kita masih ingat bagaimana seseorang merasa bahwa orang-orang menilai dirinya secara negatif.
Delusi menyudutkan kita untuk melakukan tindakan yang mengacaukan situasi. Kita bertindak berdasarkan persepsi salah yang membuat kita membayangkan respons negatif dari orang lain, karena itu mungkin sekali kita justru mendapat reaksi seperti yang dibayangkan sehingga menguatkan rasa takut kita.
 
D.    Atribusi

Kita semua mencoba memahami pengalaman-pengalaman kita, kemudian berupaya agar pengalaman-pengalaman tersebut bermakna, dan menafsirkannya. Atribusi, beberapa alasan yang kita gunakan untuk menerangkan pengalaman-pengalaman kita biasanya mengacu pada beberapa ciri khusus seseorang (dari kita sendiri dan orang lain) atau pada keadaan sekitarnya. Atribusi yang kita miliki membantu pembentukan khayalan kita yang terarah.
Tina mempunyai berat badan yang berlebihan. Ia takut orang tidak menyukainya, oleh karena itu ia menghindari pertemuan-pertemuan di masyarakat. Ia mengkambinghitamkan kegemukannya sebagai penyebab kesulitan-kesulitannya. Bila ia tidak mengurangi berat badannya, ia akan terus saja berkeyakinan bahwa semua masalah yang diambilnya dapat teratasi bila berat badannya turun.
 
E.     Disonansi Kognitif

Adakalanya pemahaman kita terganggu, sehingga menyulitkan kita. Kita juga merasakan disonansi kognitif bila sikap dan tingkah laku kita tidak serasi. Disonansi kognitif terjadi bila kehidupan psikologis kita tidak harmonis.
Eman adalah seorang perokok berat, ketika bermunculan himbauan-himbauan tentang bahaya merokok bagi kesehatan, ia selalu mengatakan akan berhenti merokok. Tetapi kenyataannya tidak, dan ia tidak lagi berbicara tentang rencana menghentikan kebiasaan tersebut. Tampaknya ia tetap menikmati kebiasaan merokoknya. Suatu saat bila ia didesak tentang hal itu, iapun mengatakan bahwa ia sesungguhnya tahu dan harus berhenti merokok, tapi hidupnya kini sangat tertekan, sehingga ia tidakdapat berhenti merokok sekarang ini.
Ini menunjukkan bagaimana terjadinya disonansi kognitif. Keadaan tersebut bagi kita sesungguhnya tidak enak. Bila terjadi disonansi, ada sesuatu yang harus dilepas, atau ada ketidaksesuaian antara suatu keyakinan dengan keyakinan-keyakinan atau sikap yang penting. Bersikeras mempertahankan kedua-duanya, akan terasa sangat menyiksa. Pikiran Eman yang pertama adalah berhenti merokok, tetapi ia tidak sanggup melakukannya. Kemudian ia mengabaikan peringatan tentang kesehatan (menganggap bahwa peringatan tersebut bukan ditujukan kepadanya) dan ia dapat terus merokok dengan santai. Ketika ia diberitahu untuk memperhatikan peringatan-peringatan ini, ia meyakinkan dirinya bahwa nanti ia akan berhenti merokok, ia menggunakan beberapa cara disonansi kognitif untuk mengatakan hal itu.
Dua cara lain untuk menghadapi disonansi adalah dengan reaksi “anggur yang masam” dan “Jeruk yang manis”. Kita mencoba meyakinkan diri bahwa sebenarnya kita tidak menginginkan apa yang tidak dapat kita peroleh, atau bahwa kita menyenangi sesuatu yang tidak kita kehendaki tetapi kita tidak dapat melepaskannya. Kita juga dapat mengatasinya dengan mengusahakan persesuaian pendapat tentang keyakinan tertentu yang penting untuk memperkuat keyakinan kita yang kurang kokoh.
 
F.      Gaya Interpersonal

Gaya interpersonal berkaitan dengan cara kita memperlakukan orang lain dan perlakuan orang lain terhadap diri kita sesuai dengan yang kita harapkan. Orang dewasa seperti halnya anak-anak, berbeda caranya berkomunikasi dengan orang lain. Ada orang yang hanya sedikit memberikan andil bagi orang lain, tetapi banyak sekali yang mengharapkan dari andil orang lain. Ada orang yang memanfaatkan kemarahan yang meluap-luap untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan atau membisu atau menarik diri bila keadaan dirasakannya tidak menyenangkan. Ada pula yang mencoba mempermainkan atau “memanfaatkan” orang lain dan adapula yang sangat menghargai orang lain dan memperlakukannya sebagaimana mereka ingin diperlakukan. Seperti halnya gaya moral, kita mengikuti suatu cara tertentu dalam menuju kematangan hubungan pergaulan.
 
G.    Tahap Impulsif

Tina mempertimbangkan masalah-masalah moral hanya pada saat-saat ia menemui kesulitan. Tampaknya ia tidak mengerti bahwa orang membutuhkan peraturan-peraturan mengenai perilaku dalam kehidupan  bersama. Baginya, suatu perbuatan yang tercela hanyalah perbuatan-perbuatan yang dapat dihukum, Tina hidup menurut impulsnya ; adakalanya ia mabuk-mabukan dan termasuk orang yang “bermurah hati” dalam kehidupan seksual.
Bila mengalami frustasi atau marah, Tina suka mengamuk. Ia memandang orang lain sebagai sumber masukan, dan menilai diri mereka dari seberapa banyak bantuan orang tersebut kepadanya. Dalam pandangannya yang terpusat pada diri sendiri itu, ia mengabaikan perasaan dan keinginan orang lain. Bila masalah interpersonal menjadi terlalu sulit, ia akan dengan serta merta melarikan diri dari keadaan, tidak berusaha memperbaiki dan mencarikan solusi dari permasalahan yang muncul tapi bahkan mengakhiri suatu hubungan interpersonal.
Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia memandang tanggung jawab sebagai bebormal">Tina melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia

cara berpakaian yang baik

Kiat Cara Berpakaian

Setelah sarapan pagi, bersiap diri untuk berang­kat kerja, maka anda
akan mengenakan pakaian sesuai dengan sifat pekerjaannya. Adab
berpakaian adalah sebagai berikut :
1. Hendaknya pakaian yang dikenakan bersih, longgar (tidak ketat),
tidak tembus pandang dan menutup aurat.

2. Pakaian laki-laki hendaknya tidak terlalu pan­jang sampai menutupi
dua mata kaki yang melambangkan kesombongan. Rasulullah mencela
pakaian yang menyimbolkan kesom­bongan itu.

3. Pakaian perempuan muslimah panjangnya sam­pai menutupi dua telapak
kaki, kerudung­nya menutupi kepala, leher dan dada.

4. lelaki muslim tidak mengenakan pakaian yang diharamkan, seperti
sutera dan emas. Rasulullah ber­sabda:

Sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutera) haram atas lelaki
ummatku. (H.R.Abu Daud)

5. Lelaki tidak berpakaian dengan pakaian pe­rempuan dan sebaliknya.
Rasulullah bersabda:

Allah melaknati lelaki yang memakai pakaian perem­puan, dan perempuan
yang memakai pakaian laki-laki. (H.R. Bukhari)

6. Disunatkan memakai pakaian dimulai dari sebelah kanan. Khusus
untuk pakaian baru di­sunatkan membaca doa:
Allahumma laka al hamdu anta kasautani hi. As `aluka khairahu wa
khaira ma suni `a lahu, wa a'u dzu bika min syarrihi wa syarri ma
suni`a lahu

Artinya: Ya Allah bagi Mu segala puji, Engkau telah me­makaikan
pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepada Mu kebaikannya dan kebaikan
akibatnya. Aku berlindung pula kepada Mu dari kejahatannya dan
kejahatan akibatnya. (HR. Abu Daud dan Turmuzi)

7.Tidak memakai pakaian yang bertambal atau yang lusuh, karena
menurut Rasulullah, Allah senang melihat jejak nikmat Nya pada hamba
Nya, (HR. Bukhari) dan mengenakan pakaian yang pantas merupakan
wujud dari syukur nikmat.

8. Tidak mengenakan pakaian mewah yang mengindikasikan kesombongan.

9. Mengutamakan pakaian yang berwarna putih, karena Rasulullah juga
menyukai warna itu.

10. Berpakaian rapi dan indah disesuaikan dengan tempat, tanpa
berlebihan dan tidak dipaksakan.

Rabu, 11 April 2012


Pria juga ingin berpakaian baik dan memiliki tampilan baru dan modern. Banyak wanita telah bertanya kepada saya apa rahasia gaya yang paling penting untuk membantu suami mereka, saudara, anak dan teman-teman untuk berpakaian yang lebih baik. Dan adalah bahwa gambar yang bagus bernilai ribuan kata. Semakin baik Anda merasakan pria dengan pakaian yang Anda kenakan, kesempatan lebih aman dan lebih memiliki dalam kehidupan pribadi dan profesional.
Langkah pertama untuk berpakaian dengan benar, seperti dengan perempuan, adalah pertama-tama mempertimbangkan jenis rekening tubuh, dan kedua, gaya hidup. Bukankah gaun sama orang pendek daripada yang tinggi, orang yang sangat kurus daripada lebih gemuk. Sebagai contoh, setelan dua tombol akan terlihat lebih baik pada pinggang yang ramping dan pendek, atau kemeja berkerah bahasa Inggris sangat ideal untuk pria dengan wajah bulat.
Selain itu, pria harus berpakaian sesuai dengan pekerjaan Anda dan gaya hidup. Jika Anda memiliki posisi otoritas dan kepemimpinan, gambar Anda harus mendukung kemampuan mereka, pengetahuan dan pengalaman. Apakah tahun berguna dari penelitian dan persiapan proyek akhir jika Anda di sana. Gambar harus selalu membantu membuat jalan mudah, tidak menjadi kendala.
Berikut adalah 10 tips dari sangat  mudah  untuk mengikuti sehingga manusia menjadi semua kekasih:
1. Tidak pernah memakai pakaian dengan noda, bau dan tidak menyetrika. Pakaian harus selalu dalam kondisi baik, dan tidak dipakai, tak berbentuk dan tidak berwarna. Tidak ada pakaian lemari pakaian Anda memperbaharui setiap 5 tahun. Diperbarui setiap musim setidaknya satu item dalam lemari pakaian Anda.
2. Rahasia terbaik untuk melihat elegan, modern dan tipis mengenakan pakaian pas. Garments tidak dapat cum atau terlalu ketat, tidak terlalu lebar. Dalam kedua kasus, Anda serius mencari lebih besar dari Anda. Investasi Anda terbaik pada saat dressing akan pergi ke penjahit untuk mengubah celana, kemeja dan tas untuk memesan. Anda akan melihat kesan saat ini!
3. Bila tidak memakai pakaian lebih dari tiga warna. Lebih disukai cara terbaik untuk menjaga warna dalam pakaian ada di kemeja, sweater dan dasi. Alih-alih menggunakan warna coklat, warna lain bertaruh paling netral elegan dan serbaguna seperti angkatan laut hitam, abu-abu dan.
4. Waspadalah dari kombinasi pola yang berbeda. Kecuali Anda semua fashionista, tongkat untuk membawa hanya pola pada pakaian dengan baju lain tanpa desain. Garis-garis vertikal pada kemeja, celana dan selalu dapat membantu Anda terlihat lebih kurus (lebih dekat lebih baik).
5. Waspadalah linen shirt sangat cepat layu dan kehilangan bentuk dan kemeja terlalu besar. Cari kemeja dan warna solid klasik. Jika Anda tidak memiliki cadangan besar, hindari mengenakan kemeja dengan lipatan di bagian belakang. “Lihatlah akan lebih ramping dan bergaya daripada kemeja tanpa kusut.
6. Hindari memakai pakaian dengan banyak bersinar dan bahan sintetis. Bertaruh pada kapas, wol dan kasmir dalam pakaian Anda.
7. Untuk terlihat lebih tinggi, lebih ramping dan sekarang, terlihat celana tanpa lipatan dan keliman di bagian bawah celana. Dan hati-hati untuk mengisi kantong Anda dengan kunci, dompet dan koin.
8. Pada acara-acara resmi, warna sepatu harus cocok sabuk Anda dan berada dalam kondisi sangat baik dan bersih. Kaus kaki harus dikombinasikan dengan warna celana menjadi lebih elegan. Waspadalah terhadap ukuran gesper sabuk untuk tampilan kasual. Akhirnya, kami tidak pernah membawa kaus kaki putih dengan sepatu hitam atau baju.
9. Batasi perhiasan untuk cincin pertunangan anda dan menonton. Adalah baik untuk mengambil banyak bling-bling. Namun, keanggunan dan gaya Anda dapat proyek melalui aksesoris penting, kacamata hitam dompet Anda dan mancuerdas.
10. Untuk mengakhiri anda harus menjaga kebersihan pribadi Anda untuk melengkapi tampilan Anda. Dari potongan rambut dan gaya rambut yang baik, dengan kesehatan kulit Anda, aroma atau parfum yang Anda gunakan, napas Anda, warna gigi Anda, dan bahkan keadaan tangan dan kuku mengatakan banyak tentang Anda.

bersosialisasi dengan baik

AGAIMANA BERSIKAP DAN BERGAUL (BERSOSIALISASI)


Seringkali kita melupakan betapa pentingnya bersosialisasi, terkadang malah seakan kita enggan untuk melakukannya. Entah karena malu atau takut merasa dirugikan oleh orang lain? Padahal tak seorang pun didunia ini melakukan perjalanan seorang diri. Agar bisa bergerak maju mengejar semua tujuan, baik kita menyadarinya maupun tidak. Kita selalu membutuhkan orang lain. Kita tidak bisa meraih kesuksesan sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Disisi lain membangun hubungan positif belum tentu mudah.
Disini saya mencoba untuk berbagi kutipan-kutipan dan tips yang saya kumpulkan dari berbagai sumber yang saya rangkum dan saya pilah mengenai bagaimana bersikap dan bergaul (bersosialisasi) yang baik. Agar setiap orang dapat saling berhubungan dengan baik dan positif.
Untuk menjalin hubungan yang baik kita perlu mengetahui  hal-hal apa sajakah yang penting dalam lingkup bersosialisasi? Seberapa besar pengaruh teman dalam lingkungan bersosialisasi? Dan bagaimana meningkatkan kemampuan kita dalam berhubungan dengan orang lain? Berikut ini penjelasan rincinya:
A. Hal-hal yang penting dalam bersosialisasi:
1.Respek
Dalam sebuah hubungan, segalanya diawali dengan respek, keinginan untuk menghargai orang lain. Penulis dalam bidang hubungan dengan orang lain, Les Giblin, mengatakan “Anda tidak bisa membuat orang lain merasa penting didekat Anda jika diam-diam merasa ia bukan siapa-siapa”.
Hal yang penting mengenai respek adalah bahwa Anda harus menunjukan pada orang lain, bahkan sebelum mereka melakukan apapun untuk membenarkannya, hanya karena mereka adalah manusia. Namun pada saat yang sama, Anda pun harus selalu berharap agar memperoleh respek dari orang lain. Anda bisa memperoleh respek lebih cepat dalam keadaan sulit.
“DALAM SEBUAH HUBUNGAN, SEGALANYA DIAWALI DENGAN RESPEK YAITU KEINGINAN UNTUK MENGHARGAI ORANG LAIN”
2. Pengalaman bersama
Respek bisa memberikan dasar untuk hubungan yang baik, namun respek saja tidak cukup. Anda tidak bisa berhubungan dengan seseorang yang tidak Anda tidak kenal. Dibutuhkan pengalaman bersama terus-menerus dan itu tidak selalu mudah diperoleh. Misalnya, segera setelah Brian Billick, pelatih dari Baltimore Ravens, memenangkan Super Bowl 2001, ia ditanyai mengenai peluang tim itu untuk menjadi juara bertahan. Ia berkomentar bahwa hal itu sangat sulit. Mengapa? Karena dua puluh lima hingga tiga puluh persen dari anggota timnya berubah setiap tahun. Pemain baru tidak memiliki pengalaman bersama dengan tim itu, padahal inilah yang sesungguhnya dibutuhkan untuk meraih kesuksesan.
3. Rasa percaya
Ketika menghargai orang lain dan meluangkan cukup banyak waktu bersama mereka untuk mengembangkan pengalaman bersama, Anda mengembangkan rasa percaya. Rasa percaya dibutuhkan dalam semua hubungan yang baik. Penulis puisi dari Skotlandia George MacDonald mengamati, “Dipercayai adalah pujian yang lebih berarti daripada dicintai”. Tanpa rasa percaya, Anda tidak bisa mempertahankan hubungan apapun.
4. Timbal balik
Hubungan pribadi yang hanya menitik beratkan salah satu pihak tidak akan bertahan lama. Jika satu orang selalu memberi dan yang lain selalu menerima, hubungan itu pun pada akhirnya akan berakhir. Hal ini juga berlaku untuk semua jenis hubungan, termasuk dalam sebuah tim. Untuk mengembangkan diri dalam bidang hubungan dengan orang lain, orang-orang harus selalu saling memberi dan menerima sehingga dengan demikian semua orang pun memperoleh keuntungan. Ingatlah untuk mengajukan pertanyaan mengenai harapan, keinginan, dan tujuan dari rekan satu tim, kolega, dan teman-teman Anda. Berikan perhatian penuh Anda pada orang lain. Tunjukan pada mereka bahwa anda memerhatikan mereka.
5. Kegembiraan bersama
Ketika sebuah hubungan mulai tumbuh dan bertambah kuat, orang yang terlibat mulai menikmati hubungan itu. Kebersamaan bisa mengubah tugas yang tidak menyenangkan menjadi pengalaman positif.
Bagaimana keadaan Anda ketika harus membina hubungan? Apakah Anda meluangkan sangat banyak waktu dan energy untuk membangun hubungan yang kuat atau apakah Anda terlalu terfokus pada hasil sehingga cenderung untuk meremehkan (atau menindas) orang lain? Jika Anda melakukan hal yang kedua, pikirkan kata-kata bijak dari George Kienzle dan Edward Dare dalam buku mereka, Climbing the Executive Ladder, ini.
“Hanya ada sedikit hal yang bisa memberi Anda hasil yang lebih besar selain waktu yang Anda luangkan dan masalah yang Anda atasi untuk memahami orang lain. Tidak ada hal lain lagi yang bisa memberi nilai tambah pada posisi Anda sebagai seorang eksekutif dan manusia. Tidak aka nada hal lain lagi yang bisa membuat Anda lebih puas atau lebih bahagia.”
Menjadi orang yang sangat berhubungan dengan orang lain akan menghasilkan kesuksesan pribadi dan tim.
B. Pengaruh dari teman pergaulan
Salah satu hal yang mungkin kita lupakan dalam kehidupan sehari-hari adalah, bahwa kita tidak sadar, orang-orang di sekeliling kita mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan kita. Kadang kita memperingatkan adik-adik atau teman kita untuk tidak salah pergaulan, karena memang pergaulan sangat mempengaruhi pola pikir. Tetapi jangan lupakan diri kita, bahwa memilih teman bergaul menjadi kunci penting kesuksesan hidup kita.
Cobalah Anda bergaul dengan orang-orang yang setiap hari hidupnya dipenuhi dengan sikap pesimis. Yang terjadi adalah, sikap pesimis itu akan saling bersahut-sahutan, mendapatkan ruang untuk berkembang, dan lama-lama menginternal menjadi nilai-nilai yang mempengaruhi keseluruhan hidup kita. Maka berikutnya yang akan terjadi adalah  hidup kita akan penuh dengan pesimisme, apapun kondisi hidup kita.
Ada kesulitan sedikit, cerita dengan teman, kesulitan itu kemudian seperti sumbu yang mendapatkan siraman bensin. Semakin mendapatkan pembenaran dari kawan kita yang sama-sama pesimis. Dia juga menambahkan kisah-kisah pesimisme dalam hidupnya. Maka jadilah sama-sama pesimisme itu menjadi pembenaran yang kemudian mengendap dalam pikiran. Jadilah kemudian sama-sama pesimis. Hidup, pada akhirnya tidak lagi memberi harapan.
Padahal, harapan akan masa depan adalah sesuatu yang membuat kita terus bersemangat. Jika harapan itu kita padamkan, yang ironisnya itu di padamkan oleh diri kita sendiri, maka yang terjadi adalah kehidupan yang suram. Orang-orang pesimis tidak akan mendapatkan cahaya masa depan. Dia terkurung oleh kehidupannya kini, yang celakanya gelap dan tidak bercahayakan semangat.
Karena itulah, bergaul dengan orang-orang yang positif adalah pilihan yang tepat. Kita memang harus memilih. Dengan siapa kita bergaul, akan menentukan seperti apa kita dimasa depan kelak. Andaikan kita dikelilingi orang-orang yang positif, seburuk apapun kondisi yang sedang kita alami, akan bisa kita hadapi dengan sikap yang tenang dan positif.
Dan sikap positif inilah yang menjadikan kita tetap bisa menjalani semua aspek kehidupan dengan baik. Kita akan terus mempunyai masa depan, punya impian, optimis menghadapi hidup, menghindari mengeluh, dan pantang menyerah. Sikap hidup inilah yang justru menjadi point penting  dalam menghadapi hidup. Jika kita mampu menyebarkan sikap positif dalam pikiran dan hati kita, maka kehidupan kita akan menjadi jauh lebih berbahagia.
Jadi, teman seperti apakah yang mesti kita pilih? Ada pepatah Arab yang mungkin bisa diikuti, bahwa teman terbaik adalah “teman yang menunjukkan kita kepada kebaikan”. Nah, kebaikan itu seperti apa, tentu saja yang menunjukkan bagaimana mentaati berbagai norma; agama, sosial, dan juga selalu menunjukkan sikap positif, bahwa hidup adalah sesuatu yang harus diperjuangkan.
C. Cara mudah meningkatkan kemampuan bersosialisasi
Apa pun profesi dan bidang kerja Anda, kemampuan sosialisasi sangat mutlak diperlukan. Sekalipun pekerjaan tidak mengharuskan Anda bertemu untuk bertemu dengan banyak orang, sebagai makhluk social Anda tetap dituntut untuk mampu bersosialisasi. Sekecil apapun lingkungan kerja, Anda tetap perlu berinteraksi dengan orang-orang disekeliling Anda.
Kemampuan sosialisasi memang selalu diidentikan dengan kemampuan berkomunikasi dengan lingkungan. Namun tentu saja bukan asal komunikasi, Anda harus memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik. Karena melalui sosialisasi yang baik dapat mengantarkan Anda ke gerbang kesuksesan.
Nah untuk mewujudkannya, Henny E Wirawan MHum Psi, psikolog dari Universitas Tarumanegara mengungkapkan cara-cara untuk bersosialisasi dilingkungan kerja, antara lain:
1. Latih kemampuan berkomunikasi
Melatih kemampuan berkomunikasi dengan orang lain dapat dimulai dari hal-hal kecil. Meskipun itu hanya dimulai dengan sebuah basa-basi seperti melempar senyuman atau bertanya kepada orang lain terlebih dahulu mengenai kabar atau pekerjaan.
Kalau ada feedback, maka akan membuat Anda terdorong untuk lebih berani berkomunikasi lebih lanjut dengan orang lain.
2. Utarakan hal-hal yang lebih teknis
Bangun komunikasi dengan mengutarakan hal-hal yang lebih teknis. Namun sebaiknya focus pembicaraan harus jelas, obrolan tanpa arah akan membuat lawan bicara Anda bingung.
3. Perluas wawasan
Agar dapat menjalin komunikasi yang baik, sebaiknya perluas wawasan Anda. Caranya yaitu rajin membaca agar Anda lebih mudah mengetahui arah pembicaraan dan tidak salah pengertian mengenai topic pembicaraan yang dibahas.
4. Ketahui waktu untuk diam dan bicara
Anda harus tahu kapan waktu untuk bicara dan diam. Diam disini untuk belajar mengetahui orang lain dan mengamati dulu mengenai sesuatu. Menjadi pendengar yang baik dapat memnbuat Anda mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berbicara. Sehingga orang lain dapat lebih menghargai Anda.\
5. Hati-hati berkomentar
Simak dengan baik ketika orang lain sedang mengajak Anda berbicara. Jika hendak berkomentar, jangan mengeluarkan pernyataan yang akan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Pastikan bahwa komentar kita memang berisi.
Mengingat pentingnya bersosialisasi dalam menunjang karir seseorang secara tidak langsung, maka belajar dan mau menerapkan langkah-langkah diatas adalah hal yang paling tepat. Teman dan lingkungan bergaul adalah elemen paling berpengaruh dari bersosialisasi, jadi pilihlah teman dan lingkungan yang kondusif untuk bersosialisasi, agar terjalin hubungan yang positif. Jadilah pribadi yang positif dan mempengaruhi hal-hal positif agar terjalin hubungan yang saling mempositifkan satu sama lainnya. Semoga bermanfaat :D
Sumber:
  1. http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/25/bergaul-dengan-teman-teman-positif/
  2. http://lifestyle.okezone.com/read/2008/11/03/198/160092/198/cara-mudah-meningkatkan-kemampuan-bersosialisasi

belajar efektif

Belajar adalah  proses perubahan  tingkah laku yang dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik, misalnya : dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan lain sebagainya.
Perubahan tersebut merupakan perubahan yang timbul karena adanya pengalaman dan latihan. Jadi belajar bukanlah suatu hasil, akan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut ilmu.
Proses belajar adalah mengalami, berbuat  mereaksi dan melampaui  (under   going).
Disengaja, bahwa proses belajar timbul karena ada suatu niatan

B. Prinsip Belajar
Landasan utama dalam mencapai keberhasilan belajar adalah kesiapan mental. Tanpa kesiapan mental, maka tidak akan dapat bertahan terhadap berbagai kesukaran (kesulitan) yang dihadapi selama belajar.
Setiap peserta didik hendaknya mempunyai minat yang besar terhadap semua mata diklat yang diterima di sekolah. Suka atau tidak suka semua mata diklat harus ditempuh. Sikap membenci mata diklat tidak ada manfaatnya, yang terbaik adalah mengambil sikap positif dengan berusaha menyukai semua mata diklat yang diajarkan. Karena suka tidak suka mata diklat tersebut harus ditempuh pada jenjang pendidikan yang mereka ikuti.

II. HAMBATAN BELAJAR
Setiap proses pasti ada hambatannya, termasuk dalam belajar. Hambata muncul dari dalam diri maupun dari luar diri.
A. Hambatan dari dalam diri

  • Kesehatan fisik yang kurang baik mengakibatkan tidak dapat berkonsentrasi  (penglihatan kabur pendengaran yang kurang, gagap dll )
  • Intelegensi kurang/rendah (kemampuan belajaryang rendah).
  • Kebiasaan buruk (malas, suka menunda –nunda )
  • Persepsi negatif (perasaan pesimis, rendah diri, tertekan, takut dan cemas).
  • Sikap yang negatif terhadap diri, lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
  • Kelelahan psikologis (kepenatan saraf) sebagai akibat ketegangan emosi (emosi yang tidak stabil)


B. Hambatan dari luar diri

  • Keadaan lingkungan yang kurang nyaman dan tenang, misal : gaduh, terlalu panas/dingin, kacau dan kurang tertib.
  • Sarana dan prasarana yang kurang memadai seperti : alat peraga, pustaka(buku acuan), kertas, alat tulis dll.
  • Meja tulis yang kurang bersih dan penuh dengan barang-barang yang tidak diperlukan.
  • Pengaruh teman yang kurang baik.
  • Keluarga, guru atau orang lain yang kurang memberi   dorongan.



Menurut Stine persepsi negatif adalah merupakan hambatan yang paling mempengaruhi kecepatan dan kemudahan dalam belajar.
Persepsi negatif yang bisa menghambat suatu proses belajar diantaranya :
  1. Saya bodoh
Pada saat pernyataan ini muncul, dalam diri akan muncul perasaan minder, malas
/tidak bersemangat
Solusi àTanamkan dalam diri, bahwa didunia ini tidak ada orang bodoh, yang ada
adalah orang yang malas dan tidak mau berusaha.
2.  Belajar Membosankan
Pada saat muncul pernyataan bahwa belajar membosankan maka didalam diri kita
akan muncul perasaan gelisahdan tidak suka à dampaknya susah dalam
memfokuskan perhatian memahami apa yang dipelajari.
Solusi
ubah pernyataan belajar membosankan menjadi à Belajar itu menyenangkan,
melibatkan dan sangat menarik (selalu diulang sebelum belajar/latihan)
3. Saya bukan pelajar yang baik
Keraguan dan perasaan negatif akan menghambat optimalisai potensi diri.
Solusi
Selalu tanamkan dalam pikiran kita  ”Saya seorang pelajar yang hebat, selalu siap
mempelajari dan melakukan banyak hal yang lebih baik”
4. Saya tidak dapat memahami subjek ini / tidak dapat belajar
Otak kita memiliki kemampuan untuk mempelajari semua hal. Kita tidak bisa
memahami sesuatu karena sebelum mencoba belajar/mempelajari sesuatu saluran
mental yang berfungsi untuk menerima informasi dalam proses belajar sudah kita
sumbat/tutup dengan pernyataan tersebut.
Solusi sugesti diri kita dengan pernyataan : ”Saya mampu mempelajari / memahami
semuanya, baik matematika, bahasa Inggris dan banyak lagi ilmu yang ada di dunia
ini”
5. Saya tidak ingat dengan apa yang saya pelajari
Ketika pernyataan diatas dikeluarkan terus menerus, maka akan terkirim perintah
”penghapusan” mental ke otak, dimana perintah tersebut akan menghapus bersih isi
file-file mentalàmudah lupa dengan apa yang dipelajari.
Solusi Hentikan otak kita dari kalimat-kalimat yang merusak diri, dan gantikan dengan
percakapan diri yang memperkuat kesadaran tentang betapa kuat kemampuan belajar
kita yang diwariskan sejak lahir. Dengan mengubah pernyataan diatas menjadi ”Saya
sudah belajar mengingat banyak hal penting, nama, fakta, tanggal. Saya dapat dan
akan mengingat semua yang saya pelajari”


III MODALITAS BELAJAR
A. Menggunakan Otak dengan Maksimal
  1. Otak Kanan
Otak kanan berhubungan dengan hati (tersembunyi di bawah sadar), bertugas untuk memunculkan kreativitas (creativity), imajinasi (imagination) dan emosi (emotion). Penggunaan dari otak kanan lebih dominan hingga mencapai 80%
2. Otak Kiri
Untuk otak kiri berhubungan dengan pikiran (terlihat dipermukaan). Tugas otak kiri berkenaan dengan menganalisis (analysis), logika (logic),kalkulasi / berhitung (calculation) dan meneliti (detail). Untuk penggunaannya hanya mencapai 20%

Menggunakan Gaya belajar yang tepat
Agar mendapatkan hasil belajar yang optimal, proses belajar mesti kita sesuaikan denga gaya belajar yang sesuai dengan diri kita
Macam-macam gaya belajar :
Gaya Belajar Visual
belajar dengan cara melihat, membayangkan dan memperhatikan secara langsung objek yang dipelajari.
Gaya Belajar Audio
belajar dengan cara mendengarkan dari sumber ajar (diterangkan, radio/kaset, nada, irama, suasana heboh, suasana gaduh dll)
Gaya Belajar Kinesthetic

belajar dengan cara bergerak, merasa, menyentuh, menggengam, menangkap, menekan (dingin, kasar, tebal, tipis dll)   


CARA MENGENALI GAYA BELAJAR
INTRUKSI,
Lingkari nomor-nomor pada pernyataan yang kalian anggap sesuai dengan diri anda !

  1. Saya lebih suka mendengarkan informasi yang ada dikaset daripada membaca buku.
  2. Jika mengerjakan sesuatu, saya selalu membaca instruksinya terlebih dahulu.
  3. Saya lebih suka membaca daripada mendengarkan penjelasan dari guru.
  4. Saat seorang diri, saya biasanya memainkan musik/lagu atau bernyanyi.
  5. Saya lebih suka berolahraga daripada membaca buku
  6. Saya selalu dapat menunjukkan arah utara atau selatan di mana pun saya berada.
  7. Saya suka menulis surat, jurnal atau buku harian.
  8. Saat berbicara, saya suka mengatakan,”saya mendengar anda, itu terdengar bagus, itu bunyinya bagus.
  9. Kamar tidur, ruangan, meja, mobil atau rumah saya biasanya berantakan/tidak teratur.
  10. Saya suka merancang, mengerjakan dan membuat sesuatu dengan kedua tangan saya.
  11. Saya tahu hampir semua kata dari lagu yang saya dengar.
  12. Ketika mendengar oranglain bicara,saya biasanya membuat gambar dari apa yang mereka katakan dalam pikiran saya.
  13. Saya suka olahraga dan rasanya saya adalah olahragawan yang baik.
  14. Mudah sekali bagi saya untuk mengobrol dalam waktu yang lama dengan kawan saya saat berbicara di telepon.
  15. Tanpa musik,hidup sangat membosankan.
  16. Saya sangat senang berkumpul dan biasanya dapat mudah berbicara dengan siapa saja.
  17. Saat melihat obyek dalam bentuk gambar, saya dapat dengan mudah mengenali obyek yang sama walupun posisi obyek itu diputar/diubah.
  18. Saya biasanya mengatakan, ”saya rasa, saya perlu menemukan pijakan atas hal ini, atau saya ingin bisa menangani hal ini.
  19. Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali melihat pengalaman itu dalam bentuk gambar di dalam pikiran saya.
  20. Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali mendengar suara dan berbicara pada diri saya mengenai pengalaman itu.
  21. Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali ingat bagaimana perasaan saya terhadap pengalaman itu.
  22. Saya lebih suka musik daripada seni lukis.
  23. Saya sering mencoret-coret kertas saat berbicara di telepon atau dalam suatu pertemuan/rapat.
  24. Saya lebih suka melakukan contoh peragaan daripada membuat laporan tertulis atas suatu kejadian.
  25. Saya lebih suka membacakan cerita daripada mendengarkan.
  26. Saya biasanya berbicara dengan perlahan.
  27. Saya lebih suka berbicara daripada menulis.
  28. Tulisan tangan saya biasanya tidak rapi.
  29. Saya biasanya menggunakan jari saya untuk menunjuk kalimat yang saya baca.
  30. Saya dapat dengan cepat melakukan penjumlahan dan perkalian dalam pikiran saya.
  31. Saya suka mengeja dan saya pintar mengeja kata-kata.
  32. Saya akan sangat terganggu apabila ada orang yang berbicara pada saat saya sedang nonton TV.
  33. Saya suka mencatat perintah/instruksi yang disampaikan pada saya.
  34. Saya dapat mengingat dengan mudah apa yang orang katakan.
  35. Saya paling mudah belajar sambil mempraktekkan/melakukan.
  36. Sangat sulit bagi saya untuk duduk diam dalam waktu yang lama.

bimbingan karir

. PENTINGNYA BIMBINGAN KARIR
Dengan mempelajari dan mengembangkan model-model bimbingan individual yang banyak menyangkut masalah sosial pribadi akan memberikan imbas kepada kemampuan individu dan penyesuaian karir. Prinsip ini benar karena memang masalah karir sangat erat bahkan tidak dapat dipisahkan dari masalah pribadi. Individu yang mengalami masalah karir akan mengalami masalah pribadi juga. Bimbingan karir dipelajari secara khusus didasarkan kepada anggapan bahwa  :
  1. Kebutuhan bimbingan karir akan jauh lebih besar dari pada kebutuhan akan psikoterapi. Bimbingan karir akan menggarap dunia dalam dan luar individu secara keseluruhan. Sedangkan psikoterapi (konseling) secara khusus lebih berorientasi kepada dunia dalam individu.
  2. Bimbingan karir dapat bersifat terapeutik atau berfungsi sebagai penyembuhan. Penyesuaian karir berhubungan erat dengan penyesuaian pribadi.
  3. Super mengemukakan bahwa dengan membantu membebaskan ketegangan, mengklarifikasi perasaan, memberikan wawasan, membantu memperoleh sukses, dan mengembangkan perasaan kompeten dalam suatu wilayah penyesuaian jabatan, memungkinkan individu menguasai aspek kehidupan lain secara tepat. Dengan demikian penyesuaian karir membawa perbaikan dalam penyesuaian diri secara keseluruhan.
  4. Psikoterapi yang berorientasi kepada perubahan struktur kepribadian harus di ikuti  oleh bimbingan karir. Perubahan kepribadian yang diperoleh melalui psikoterapi jika dikaitkan dengan pemilihan karir diperlukan orientasi kembali ke arah baru dalam pengembangan karirnya. Ini berarti bahwa seorang konselor harus menguasai dalam bimbingan karir.

B. TUJUAN BIMBINGAN KARIR DI SD

Bimbingan karir di sekolah dasar diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman peserta didik akan ragam kegiatan dan pekerjaan di dunia sekitarnya, pengembangan sikap positif terhadap semua kenis pekerjaan dan orang lain dan mengembangkan kebiasaan hidup yang positif. Bimbingan karir di sekolah dasar juga erat terkait dengan upaya mambantu peserta didik memahami apa yang disukai dan tidak disukai, kecakapan diri, disiplin, mengontrol kegiatan sendiri. Layanan bimbingan karir amat erat kaitannya dengan tiga layanan bimbingan yang lainnya karena kecakapan-kecakapan yang dikembangkan di dalam bimbingan belajar, pribadi, maupun sosial akan mendukung perkembangan karir peserta didik.
Tujuan layanan bimbingan karir di SD secara operasional adalah  :
a. Mengenal macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan yang ada
b. Merencanakan masa depan.
c. Membantu arah pekerjaan.
d. Menyesuaikan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis pekerjaan.
e. Membantu mencapai cita-cita (Depdikbud 1994)
Menurut Bailey dan Nihien (1989), pengembangan kesadaran karir di tingkat sekolah dasar khususnya di kelas-kelas tinggi, hendaknya dikembangkan secara terpadu dan mencakup hal-hal berikut ini  :
  1. Informasi yang difokuskan kepada tanggung jawab dan struktur pekerjaan.
  2. Penyediaan waktu dan kesempatan bagi peserta didik untuk berbagi pengetahuan tentang duani kerja dan pengalaman yang diperolehnya dari orang-orang sekitar tentang berbagai pekerjaan.
  3. Kesempatan bagi peserta didik untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berkerja di sekitarnya. Interaksi ini akan menjembatani murid SD dengan dunia kerja.
  4. Kesempatan bagi peserta didik untuk mengetahui bagaimana orang merasakan pekerjaan atau profesi yang dipilihnya.
  5. Kesempatan bagi peserta didik untuk mengetahui peran faktor jenis (gender) dalam pekerjaan.

bahaya narkoba

Menurut WHO (1982) Narkoba adalah Semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukan kedalam tubuh yang dapat merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik maupun psikis tidak termasuk makanan, air dan oksigen dimana dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh normal. Disini akan kami jelaskan tentang jenis-jenis narkoba, yaitu diantaranya adalah :

1. Narkotika adalah Zat/ obat yang berasal dari tanaman atau sintetis maupun semi sintetis yang dapat menurunkan kesadaran, hilangnya rasa , mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

2. Psikotropika Zat/obat alamiah atau sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

3. Zat adiktif adalah Bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang pengunaannya dapat menimbulkan ketergantungan baik psikologis atau fisik. Mis : Alkohol , rokok, cofein.


Bahaya Atau Dampak Yang Ditimbulkan Bagi Pelajar


Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. 

Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan. Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red) adalah sebagai berikut:

* Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian.
* Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran.
* Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah.
* Sering menguap, mengantuk, dan malas.
* Tidak memedulikan kesehatan diri.



Bahaya Narkoba

==================================

Ciri-ciri Pengguna Dan Efek Samping Yang Ditimbulan Dari Jenis Narkoba:

• Pecandu daun ganja : Cenderung lusuh, mata merah, kelopak mata mengattup terus, doyan makan karena perut merasa lapar terus dan suka tertawa jika terlibat pembicaraan lucu.

• Pecandu putauw : Sering menyendiri di tempat gelap sambil dengar musik, malas mandi karena kondisi badan selalu kedinginan, badan kurus, layu serta selalu apatis terhadap lawan jenis.

• Pecandu inex atau ekstasi : Suka keluar rumah, selalu riang jika mendengar musik house, wajah terlihat lelah, bibir suka pecah-pecah dan badan suka keringatan, sering minder setelah pengaruh inex hilang.

• Pecandu sabu-sabu : gampang gelisah dan serba salah melakukan apa saja, jarang mau menatap mata jika diajak bicara, mata sering jelalatan, karakternya dominan curiga, apalagi pada orang yang baru dikenal, badan berkeringat meski berada di dalam ruangan ber-AC, suka marah dan sensitive.


Ciri-ciri Pengguna Narkoba Dlilihat Dari Segi Fisik Dan Psikis:

Berat badan menurun secara drastis, matanya terlihat cekung dan merah, muka pucat dan bibir kehitam-hitaman.

Tangan penuh dengan bintik-bintik merah seperti bekas gigitan nyamuk dan ada tanda bekas luka sayatan.

Terdapat goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan, buang air kecil dan besar sering tidak lancar, dan sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.


Ciri-ciri Psikisnya dapat dilihat melalui tanda-tanda seperti:


Sangat sensitif dan cepat merasa bosan, menunjukkan sikap membangkang jika dimarahi atau kena marah, emosi naik-turun dan tidak merasa ragu untuk memukul orang atau berbicara kasar terhadap anggota keluarga.

Nafsu makan tidak menentu, malas, sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutin, tidak peduli sama keluarga dan bahkan menjauhi keluarga, dan jika bepergian sering tanpa pamit, pulangnya pun kadang-kadang tengah malam.

==================================

Cara Mencegah Penggunaan Narkoba :

Pergaulan positif menjadi langkah mudah mengatasi narkoba, mencari kegiatan-kegiatan yang bisa membuat pikiran tidak melenceng seperti kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan olah raga ikut klub-klub Hiking, Ikut Komunitas Blogger dengan menulis, menerbitkan buku bisa mencegah pelajar ikut terjerumus kedalam pergaulan Narkoba.
pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa. Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.

Peran Orang tua dalam Mencegah Narkoba Sejak Dini:

1. Mempelajari Masalah Narkoba

Tidak mungkin anda mencegah, jika Anda tidak tahu apa yang sedang anda coba untuk mencegahnya. Ambillah kesempatan untuk mempelajari masalah narkoba. Dengan membaca, mendengarkan ceramah, berdiskusi, dan membahas masalah narkoba di majalah, koran, atau pada program televisi dan radio. Anda harus mengerti jenis-jenis narkoba dan bahaya menggunakan narkoba yang nantinya kita akan sampaikan kepada anak kita sebagai proses pendidikan tentang narkoba.

2. Mengajarkan Anak Tentang Bahaya Mengkonsumsi Narkoba

Umumnya anak dan remaja menerima informasi tentang narkoba dari luar rumah, sebagian besar dari teman sebayanya. Sangat berbahaya ketika anak mengetahui suatu hal yang baru hanya setengah-setengah. Saya katakan setengah-setengah karena biasanya anak hanya tau enaknya saja tidak mengerti dampak yang ditimbulkan akibat penyalahguanan narkoba. Untuk itu orang tua perlu mengajarkan tentang narkoba secara detai kepada anak sehingga anak mengerti secara utuh dan mampu mengambil langkah yang benar.

3. Cegah Pengaruh Negatif Berita Kriminal

Amati apa yang ditonton anak di televisi. Anda tidak perlu menyensornya, akan tetapi anda perlu mengambil kesempatan untuk menjelaskan kepadanya tentang berita kriminal. Berita kriminal yang ditanyangkan ditelevisi hanya sepenggal dan sekilas saja, hal ini membuat anak penasaran dan akan mencari tahu informasi itu diluar. Sebelum itu terjadi berilah penjelasan dan informasi dari berita-berita itu. Hal ini dapat mecegah anak untuk mencoba-coba khususnya tentang penyalahgunaan narkoba. Terdapat banyak alasan mengapa jumlah jam yang diluangkan anak untuk menonton televisi harus dibatasi hanya 2 jam saja. Siaran informasi di televisi yang mendorong pemakaian narkoba adalah salah satu alasannya.

4. Melarang Pemakaian Narkoba

Melarang anak melakukan pemakaian narkoba jenis apapun, termasuk rokok dan minuman beralkohol, dan ini harus menjadi peraturan keluarga. Anda (orang tua) harus bisa mencontohkan anak agar tidak mengkonsumsi hal-hal tersebut. Selain itu Anak harus memahami hal-hal berikut ini dengan jelas.

Harus spesifik: jelaskan peraturan larangan memakai narkoba. Bahas konsekuensinya jika melanggar aturan, apa hukumnya, bagaimana pelaksanaannya, dan tujuan hukuman tersebut.

Harus Konsisten: Jelaskan pada anak bahwa peraturn inti berlaku tetap, kapan saja, dan dimana saja, baik dirumah, di sekolah, maupun dirumah teman dan ditempat lainnya.

Harus Masuk Akal: Jangan menambahkan konsekuensi atau hukuman lain jika peraturan dilanggar. Jika peraturan dilanggar bertindaklah bijaksana terapkan hukuman sesuai dengan peraturan awal yang sudah ditetapkan.

5. Pola Hidup Sehat Dalam Keluarga

Hal yang perlu diwaspadai dalam lingkunagn keluarga adalah keharmonisan. Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu bentuk kenakalan anak. Faktor penyebab kenakalan remaja yang utama adalah keluarga yang tidak harmonis. Maka dari itu, ciptakan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang. Jika anak mendapatkan kasih sayang dirumah sendiri mereka tidak anak mencari diluar yang akhirnya lari ke narkoba.

6. Mewaspadai Sikap Dan Perilaku Sendiri

Keluarga adalah lingkungan terdekat yang mempengaruhi perkembangan perilaku anak. Anak akan meniru perilaku orang tuanya karena anak memandang orang tua adalah sebagai figur mereka. Hingga usia remaja anak akan meniru perilaku orang tuanya jadi yang perlu diwaspadai adalah sikap dan perilaku anda. Apakah anda merokok? Apakah anda minum-minuman keras? Atau bahkan anda memakai narkoba? Sangat disayangkan jika hal itu masih anda lakukan. Jangan salahkan anak jika mereka nantinya mengunakan narkoba, karena mereka mendapat contoh perilaku yang seperti itu. Jadilah teladan yang baik bagi anak. Jika anda merokok mulai dari sekarang berhentilah. Jika anda suka minuman keras, hentikanlah. Sayangilah anak kita, generasimu.